LOCAL FOOD RENDANG
Rendang atau randang adalah masakan daging
bercita rasa pedas yang menggunakan campuran dari berbagai bumbu dan
rempah-rempah. Masakan ini dihasilkan dari proses memasak yang dipanaskan
berulang-ulang dengan santan kelapa. Proses memasaknya memakan waktu berjam-jam
(biasanya sekitar empat jam) hingga kering dan berwarna hitam pekat. Dalam suhu
ruangan, rendang dapat bertahan hingga berminggu-minggu. Rendang yang dimasak
dalam waktu yang lebih singkat dan santannya belum mengering disebut kalio,
berwarna coklat terang keemasan.
Rendang dapat ditemukan di Rumah Makan Padang di seluruh
dunia. Masakan ini populer di kalangan masyarakat Indonesia dan negara-negara
di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura, Brunei, Filipina, dan Thailand.
Di daerah asalnya, Minangkabau, rendang disajikan dalam berbagai upacara adat
dan perhelatan istimewa. Meskipun rendang merupakan masakan tradisional
Minangkabau secara umum, masing-masing daerah di Minangkabau memiliki teknik
memasak dan penggunaan bumbu yang berbeda.
Kandungan bahan dan cara memasak
Rendang adalah masakan yang mengandung bumbu rempah yang
kaya. Selain bahan dasar daging, rendang menggunakan santan kelapa (karambia),
dan campuran dari berbagai bumbu khas yang dihaluskan di antaranya cabai (lado),
serai, lengkuas, kunyit, jahe, bawang putih, bawang merah dan aneka bumbu
lainnya yang biasanya disebut sebagai pemasak. Keunikan rendang adalah
penggunaan bumbu-bumbu alami, yang bersifat antiseptik dan membunuh bakteri
patogen sehingga bersifat sebagai bahan pengawet alami. Bawang putih, bawang
merah, jahe, dan lengkuas diketahui memiliki aktivitas antimikroba yang kuat.
Tidak mengherankan jika rendang dapat disimpan satu minggu hingga empat minggu.
Proses memasak rendang asli dapat menghabiskan waktu
berjam-jam (biasanya sekitar empat jam), karena itulah memasak rendang
memerlukan waktu dan kesabaran. Potongan daging dimasak bersama bumbu dan
santan dalam panas api yang tepat, diaduk pelan-pelan hingga santan dan bumbu
terserap daging. Setelah mendidih, apinya dikecilkan dan terus diaduk hingga
santan mengental dan menjadi kering. Memasak rendang harus sabar dan telaten
ditunggui, senantiasa dengan hati-hati dibolak-balik agar santan mengering dan
bumbu terserap sempurna, tanpa menghanguskan atau menghancurkan daging. Proses
memasak ini dikenal dalam seni kuliner modern dengan istilah 'karamelisasi'. Karena
menggunakan banyak jenis bumbu, rendang dikenal memiliki citarasa yang kompleks
dan unik.
Makna budaya
Rendang memiliki posisi terhormat dalam budaya masyarakat
Minangkabau. Rendang memiliki filosofi tersendiri bagi masyarakat Minang
Sumatera Barat, yaitu musyawarah dan mufakat, yang berangkat dari empat bahan
pokok yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang, yaitu:
Dagiang (daging sapi), merupakan lambang dari "Niniak
Mamak" (para pemimpin Suku adat)
Karambia (kelapa), merupakan lambang "Cadiak
Pandai" (kaum Intelektual)
Lado (cabai), merupakan lambang "Alim Ulama"
yang pedas, tegas untuk mengajarkan syariat agama
Pemasak (bumbu), merupakan lambang dari keseluruhan
masyarakat Minangkabau.
Dalam tradisi Minangkabau, rendang adalah hidangan yang
wajib disajikan dalam setiap seremoni adat, seperti berbagai upacara adat
Minangkabau, kenduri, atau menyambut tamu kehormatan.
Dalam tradisi Melayu, baik di Riau, Jambi, Medan atau
Semenanjung Malaya, rendang adalah hidangan istimewa yang dihidangkan dalam
kenduri khitanan, ulang tahun, pernikahan, barzanji, atau perhelatan keagamaan,
seperti Idul Fitri dan Idul Qurban.
Sejarah
Asal usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera,
khususnya Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang sudah ada sejak dahulu
dan telah menjadi masakan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai acara adat
dan hidangan keseharian. Sebagai masakan tradisi, rendang diduga telah lahir
sejak orang Minang menggelar acara adat pertamanya. Kemudian seni memasak ini
berkembang ke kawasan serantau berbudaya Melayu lainnya; mulai dari Mandailing,
Riau, Jambi, hingga ke negeri seberang di Negeri Sembilan yang banyak dihuni
perantau asal Minangkabau. Karena itulah rendang dikenal luas baik di Sumatera
dan Semenanjung Malaya.
Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti Asnan
menduga, rendang telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak orang Minang
mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang pada awal abad ke-16.
“Karena perjalanan melewati sungai dan memakan waktu lama, rendang mungkin
menjadi pilihan tepat saat itu sebagai bekal.” Hal ini karena rendang kering
sangat awet, tahan disimpan hingga berbulan lamanya, sehingga tepat dijadikan
bekal kala merantau atau dalam perjalanan niaga.
Rendang juga disebut dalam kesusastraan Melayu klasik
seperti Hikayat Amir Hamzah yang membuktikan bahwa rendang sudah dikenal dalam
seni masakan Melayu sejak 1550-an (pertengahan abad ke-16).
Rendang kian masyhur dan tersebar luas jauh melampaui
wilayah aslinya berkat budaya merantau suku Minangkabau. Orang Minang yang
pergi merantau selain bekerja sebagai pegawai atau berniaga, banyak di antara
mereka berwirausaha membuka Rumah Makan Padang di seantero Nusantara, bahkan
meluas ke negara tetangga hingga Eropa dan Amerika. Rumah makan inilah yang
memperkenalkan rendang serta hidangan Minangkabau lainnya secara meluas.
Rendang juga menjadi makanan yang disajikan khusus untuk
hari raya Idul Adha. Banyaknya daging kurban membuat masyarakat Padang
berlomba-lomba memasak rendang.
Jenis
Rendang disajikan bersama daun singkong, telur dadar, dan
kuah gulai dalam sajian Nasi Ramas Padang.
Dalam memasak daging berbumbu dalam kuah santan, jika
ditinjau dari kandungan cairan santan, sebenarnya terdapat tiga tingkat
tahapan, mulai dari yang terbasah berkuah hingga yang terkering: Gulai — Kalio
— Rendang. Dari pengertian ini rendang sejati adalah rendang yang paling rendah
kandungan cairannya. Akan tetapi secara umum dikenal ada dua macam jenis
rendang: rendang kering dan basah.
Rendang kering
Rendang kering adalah rendang sejati dalam tradisi memasak
Minang. Rendang ini dimasak dalam waktu berjam-jam lamanya hingga santan
mengering dan bumbu terserap sempurna. Rendang kering dihidangkan untuk
perhelatan istimewa, seperti upacara adat, kenduri, atau menyambut tamu
kehormatan. Rendang kering biasanya berwarna lebih gelap agak coklat kehitaman.
Jika dimasak dengan tepat, rendang kering dapat tahan disimpan dalam suhu
ruangan selama tiga sampai empat minggu, bahkan dapat bertahan hingga lebih
dari sebulan jika disimpan di kulkas, dan enam bulan jika dibekukan. Beberapa
kalangan berpendapat bahwa citarasa rendang asli Minang adalah yang paling
lezat dan tiada dua — jauh berbeda dengan rendang di sejumlah kawasan Melayu
lainnya.
Rendang basah atau Kalio
Rendang di Belanda adalah kalio yang masih basah berkuah.
Rendang basah, atau lebih tepatnya disebut kalio,
adalah rendang yang dimasak dalam waktu yang lebih singkat, santan belum begitu
mengering sempurna, dan dalam suhu ruangan hanya dapat bertahan dalam waktu
kurang dari satu minggu. Rendang basah berwarna coklat terang keemasan dan
lebih pucat.
Rendang juga dikenal di negara tetangga, seperti Malaysia
dan Singapura. Rendang yang ditemukan di Malaysia lebih mirip kalio,
berwarna lebih pucat dan basah dengan citarasa yang tidak begitu kuat. Rendang
Malaysia yang disebut rendang kelantan dan rendang negeri sembilan memiliki
perbedaan dengan rendang Indonesia. Proses memasak rendang di Malaysia, lebih
singkat dan melakukan pengentalan bumbu dengan dicampur kerisik (kelapa
parut yang disangrai), bukan dengan proses pemasakan dengan api kecil dalam
waktu yang lama. Karena keterkaitan sejarah melalui kolonialisasi, rendang juga
dapat ditemukan di Belanda, juga dalam bentuk kalio, tetapi umumnya disajikan
sebagai salah satu bagian dari lauk-pauk Rijsttafel.
Variasi
Rendang hati sapi
Rendang umumnya menggunakan daging sapi, tetapi dikenal pula
berbagai jenis bahan daging lainnya yang dimasak sesuai bumbu dan resep.
Variasi rendang antara lain:
Rendang daging (Randang dagiang): rendang daging sapi,
kerbau, kambing atau domba. Adalah jenis rendang yang paling lazim ditemukan.
Rendang ayam: Rendang yang terbuat dari daging ayam
Rendang bebek (Randang itiak): Rendang yang terbuat
dari daging bebek
Rendang hati: Rendang yang terbuat dari hati sapi
Rendang telur (Randang talua): Rendang yang terbuat
dari telur ayam, khas Payakumbuh
Rendang paru: Rendang yang terbuat dari paru-paru sapi, khas
Payakumbuh
Rendang ikan tongkol: Rendang yang terbuat dari ikan tongkol
Rendang suir: Rendang khas Payakumbuh yang dibuat dari
daging ayam atau sapi yang serat dagingnya disuir atau diurai kecil-kecil.
Rendang suir mirip abon, akan perbedaannya adalah serat dagingnya lebih besar
dan bumbu rendang keringnya yang khas.
PENGARUH RENDANG TERHADAP KESEHATAN
Jika mendengar kata Minangkabau pasti sekilas dipikiran kita
terlintas kata Rendang. Makanan terkenal khas Minangkabau ini memang sudah
tidak perlu lagi dipertanyakan kelezatannya, dari kalangan muda, tua bahkan
turis mancanegara menyukai makanan khas Minangkabau yang satu ini. Tapi tahukah
anda apa saja kandungan yang ada dalam rendang ini dan apa pengaruhnya terhadap
kesehatan jika terlalu sering dikonsumsi?
A. Rendang
Berbicara tentang masakan Padang maka di pikiran kita akan
otomatis tercetus sebuah masakan yang khas dan unik yaitu rendang daging.
Adalah menjadi rahasia umum bahwa daging rending padang sangat populer baik tua
maupun muda serta diberbagai kalangan. Setiap kali singgah di restoran Padang
maka setiap orang akan mengingat masakan berbahan pokok daging ini. Filosofi
yang terkandung di dalam masakan rendang semakin menambah keunikan masakan
pedas yang satu ini. Namun tahukah anda, berbagai kandungan yang ada di dalam
satu porsi masakan rendang daging ini?
1. Kandungan Di Dalam Daging
Rendang
Lama nya proses pengolahan daging menjadi masakan rendang,
tidak lah terlalu mempengaruhi kadar protein dan beberapa jenis mineral dan
vitamin. Beberapa mineral atau vitamin bahkan meningkat disebabkan oleh
penggunaan rempah-rempah yang dianggap cukup berarti. Kita ketahui bahwa
protein merupakan komponen dari kimia yang terpenting yang terkandung di dalam
rendang. Bahkan penelitian menyebutkan bahwa kandungan protein di dalam daging
rending padang lebih besar dibandingkan yang terkandung di dalam daging kornet
ataupun abon. Kita semua mengetahui bahwa protein sangat diperlukan di dalam
proses pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan serta perkembangan tubuh secara
optimal. Disamping itu, protein daging di teliti lebih mudah untuk dicerna jika
dibandingkan protein yang terkandung dari bahan makanan nabati. Protein yang
besar ini di dalam rendang Padang dikarenakan oleh kandungan asam amino yang
esensialnya lengkap serta seimbang. Hal ini telah diyakini bahwa asam amino
yang esensial adalah pembangun protein dalam tubuh yang hanya berasal dari
santapan anda karena tidak akan terbentuk di tubuh kita.
2. Kandungan Energi Di Dalam
Daging Rendang
Selain mengandung nilai protein yang sangat tinggi, daging
rendang padang juga mengandung energi yang besar senilai 193kkal setiap
100 gram lemak yang berarti lebih rendah dibandingkan abon ataupun kornet.
Sedangkan sebagian lemak yang berasal dari rendang Padang ini adalah bersumber
dari santan pendukung kuah rendang dalam proses pemasakan. Selain itu santan
juga menimbulkan rasa gurih yang akan anda rasakan dari rendang tersebut. Oleh
karenanya, kadar santan harus dapat diatur sedemikian agar menciptakan rasa
gurih namun tetap mengurangi risiko penimbunan lemak dalam tubuh anda.
3. Kandungan Lainnya Di Dalam
Daging Rendang
rendang padang juga mengandung zat-zat lainnya seperti zat
mineral serta kalsium yaitu sebesar 474, mengandung zat besi sebesar14,9, serta
zat fosfor sebesar 211mg pada setiap 100 gram rendang daging yang ternyata juga
lebih tinggi jika dibandingkan dengan abon atau kornet. Selain itu rendang
Padang daging juga mengandung beberapa vitamin seperti vitamin B1, vitamin A,
vitamin B2, asam pantotenat, dan niasin yang tentu saja sangat dibutuhkan oleh
tubuh kita untuk menjaga kesehatan raga.
B. Pengaruh Mengkonsumsi Rendang
Terhadap Kesehatan
Memang rendang banyak memiliki kandungan gizi, namun jika
terlalu banyak mengkonsumsi daging rendang dapat mengundang banyak kolestrol ke
dalam tubuh kita khususnya bagi mereka yang jarang bekerja keras
kolestrol yang berasal dari santan dan daging akan menumpuk dan itu
tidak baik untuk kesehatan. Lain halnya dengan mereka yang sering bekerja keras
dan sering mengeluarkan keringat kolestrol itu tidak akan terlalu mempengaruhi
kesehatannya karena akan terbuang bersamaan denga keringat itu sendiri.
sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Rendang
http://proners.blogspot.co.id/2012/01/pengaruh-rendang-terhadap-kesehatan.html#.WZsZ_FeMGQI
info yang sangat lengkap sekali
ReplyDeleteperbedaan tepung tapioka dan maizena