1. Kencur
Kencur (Kaempferia galanga L.) adalah salah satu jenis
empon-empon/tanaman obat yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae).
Rimpang atau rizoma tanaman ini mengandung minyak atsiri dan alkaloid yang
dimanfaatkan sebagai stimulan. Nama lainnya adalah cekur (Malaysia) dan pro hom
(Thailand). Dalam pustaka internasional (bahasa Inggris) kerap terjadi
kekacauan dengan menyebut kencur sebagai lesser galangal (Alpinia officinarum)
maupun zedoary (temu putih), yang sebetulnya spesies yang berbeda dan bukan
merupakan rempah pengganti. Terdapat pula kerabat dekat kencur yang biasa
ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat, temu rapet (K. rotunda Jacq.),
namun mudah dibedakan dari daunnya.Nama kencur dipinjam dari bahasa Sanskerta,
kachora,कचोर, yang
berarti temu putih (Curcuma zedoaria)
Kencur merupakan temu kecil yang tumbuh subur di daerah
dataran rendah atau pegunungan yang tanahnya gembur dan tidak terlalu banyak
air. Jumlah helaian daun kencur tidak lebih dari 2-3 lembar (jarang 5) dengan
susunan berhadapan, tumbuh menggeletak di atas permukaan tanah. Bunga majemuk
tersusun setengah duduk dengan kuntum bunga berjumlah antara 4 sampai 12 buah,
bibir bunga (labellum) berwarna lembayung dengan warna putih lebih dominan.
Tumbuhan ini tumbuh baik pada musim penghujan. Kencur dapat
ditanam dalam pot atau di kebun yang cukup sinar matahari, tidak terlalu basah
dan setengah ternaungi.Kencur (nama bahasa Jawa dan bahasa Indonesia) dikenal
di berbagai tempat dengan nama yang berbeda-beda: cikur (bahasa Sunda); ceuko
(bahasa Aceh); kaciwer (bahasa Karo); kencor (Madura); cekuh (bahasa Bali);
Sekuh atau Sekur (bahasa Sasak), kencur, sukung (bahasa Melayu Manado); asauli,
sauleh, soul, umpa (bahasa-bahasa di Maluku); serta cekir (Sumba).
Berbagai masakan tradisional Indonesia dan jamu menggunakan
kencur sebagai bagian resepnya. Kencur dipakai orang sebagai tonikum dengan
khasiat menambah nafsu makan sehingga sering diberikan kepada anak-anak. Jamu
beras kencur sangat populer sebagai minuman penyegar pula. Di Bali, urap dibuat
dengan menggunakan daun kencur.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kencur
2. Candlenut
Kemiri (Aleurites moluccana), adalah tumbuhan yang bijinya
dimanfaatkan sebagai sumber minyak dan rempah-rempah. Tumbuhan ini masih
sekerabat dengan singkong dan termasuk dalam suku Euphorbiaceae. Dalam
perdagangan antarnegara dikenal sebagai candleberry, Indian walnut, serta
candlenut. Pohonnya disebut sebagai varnish tree atau kukui nut tree. Minyak
yang diekstrak dari bijinya berguna dalam industri untuk digunakan sebagai
bahan campuran cat.
Tidak diketahui dengan tepat asal-usulnya, tumbuhan ini
menyebar luas mulai dari India dan Cina, melewati Asia Tenggara dan Nusantara,
hingga Polinesia dan Selandia Baru. Di Indonesia, kemiri dikenal dengan banyak
nama. . Kemiri sekarang tersebar luas di daerah-daerah tropis. Tanaman ini
adalah tumbuhan resmi negara bagian Hawaii. Kemiri terutama ditanam untuk
bijinya; yang setelah diolah sering digunakan dalam masakan Indonesia dan
masakan Malaysia. Di Pulau Jawa, kemiri juga dijadikan sebagai saus kental yang
dimakan dengan sayuran dan nasi. Kemiri memiliki kesamaan dalam rasa dan
tekstur dengan macadamia yang juga memiliki kandungan minyak yang hampir sama.
Kemiri juga dibakar dan dicampur dengan pasta dan garam untuk membuat bumbu
masak khas Hawaii yang disebut inamona. Inamona adalah bumbu masak utama untuk
membuat poke tradisional Hawaii.
Inti biji kemiri mengandung 60–66% minyak. Di Hawaii, pada
masa kuno, kemiri (di sini disebut kukui) dibakar untuk menghasilkan cahaya.
Kemiri disusun berbaris memanjang pada sehelai daun palem, dinyalakan salah
satu ujungnya, dan akan terbakar satu demi satu setiap 15 menit atau lebih. Ini
juga berguna sebagai alat pengukur waktu. Misalnya, seseorang bisa meminta
orang lain untuk kembali ke rumah sebelum kemiri kedua habis terbakar. Di
Tonga, sampai sekarang, kemiri yang sudah matang (dinamai tuitui) dijadikan
pasta (tukilamulamu), dan digunakan sebagai sabun dan shampoo.
Penanaman kemiri modern kebanyakan hanya untuk memperoleh
minyaknya. Dalam setiap penanaman, masing-masing pohon akan menghasilkan
sekitar 30–80 kg kacang kemiri, dan sekitar 15 sampai 20% dari berat tersebut
merupakan minyak yang didapat. Kebanyakan minyak yang dihasilkan digunakan
secara lokal, tidak diperdagangkan secara internasional.
Minyak kemiri terutama mengandung asam oleostearat[butuh
rujukan]. Minyak yang lekas mengering ini biasa digunakan untuk mengawetkan
kayu, sebagai pernis atau cat, melapis kertas agar anti-air, bahan sabun, bahan
campuran isolasi, pengganti karet, dan lain-lain. Minyak kemiri sebagai bahan
bakar berkualitas lebih rendah daripada minyak tung, minyak serupa yang
dihasilkan oleh buah tung (Vernicia fordii (sin. Aleurites fordii) dari Cina
dan Aleurites montana).
sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kemiri
3. Ketumbar
Tak hanya bijinya saja yang sering digunakan dalam masakan. Daunnya
yang majemuk seperti seledri itu sering diiris tipis dan dijadikan taburan
dalam masakan seperti sup dan salad khas Thailand. Di negara itu, ketumbar
diberi nama phak chee. Sama dengan bijinya, daun ketumbar juga beraroma tajam.
Ketumbar (Coriandrum sativum) adalah tumbuhan rempah-rempah
yang populer. Buahnya yang kecil dikeringkan dan diperdagangkan, baik digerus
maupun tidak. Bentuk yang tidak digerus mirip dengan lada, seperti biji
kecil-kecil berdiameter 1-2 mm. Dalam perdagangan obat ia dinamakan fructus
coriandri. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai coriander dan di Amerika Latin
dikenal sebagai cilantro. Tumbuhan ini berasal dari Eropa Selatan dan sekitar
Laut Kaspia.
Berbagai jenis masakan tradisional Indonesia kerap
menggunakan bumbu berupa biji berbentuk butiran beraroma keras yang dinamakan
ketumbar. Dengan tambahan bumbu tersebut, aroma masakan akan lebih
nyata. Biasanya, tumbuhan ini ditanam di kebun-kebun daerah dataran rendah
dan pegunungan. Seperti halnya seledri, tumbuhan ini hanya mencapai ketinggian
satu meter dari tanah.
Daunnya hijau dengan tepian bergerigi. Sedangkan, untuk
bunga mejemuknya berbentuk payung bersusun berwarna putih dan merah muda. Untuk
buah, bentuknya hampir bulat berwarna kuning bersusun, Kalau matang, buahnya mudah
dirontokkan. Setelah itu, buahnya dikeringkan.
Di sana, biji yang dikeringkan. Di beberapa daerah, ketumbar
sering diberikan nama yang berbeda-beda.
Daunnya hijau dengan tepian bergerigi. Sedangkan, untuk
bunga mejemuknya berbentuk payung bersusun berwarna putih dan merah muda.
Daun ketumbar dinamai coriander leaves, fresh coriander,
Chinese parsley, atau (di Amerika Utara) cilantro. Daunnya mempunyai rasa yang
berbeda dengan biji, dengan adanya semacam rasa citrus. Namun, sejumlah orang
merasainya seperti sabun tidak enak, berbau menyengat dan menghindari memakan
daun ini.
Manfaat ketumbar
Manfaat dari tumbuhan ini sudah banyak dirasakan di berbagai
negara. Ketumbar biasanya digunakan pelancar pencernaan, peluruh kentut
(carminative), peluruh ASI (lactago), dan penambah nafsu makan (stomachica).
Namanya berbeda-beda di berbagai negara juga di berbagai daerah di Indonesia.
Manfaat yang diambil dari ketumbar adalah dari daun, biji,
dan buah. Dari semua bagian itu terdapat kandungan berupa sabinene, myrcene,
a-terpinene, ocimene, linalool, geraniol, dekanal, desilaldehida, trantridecen,
asam petroselinat, asam oktadasenat, d-mannite, skopoletin, p-simena, kamfena,
dan felandren.
Khasiatnya tak sebatas pelancar pencernaan saja. Ketumbar
juga berguna untuk meredakan pusing, muntah-muntah, influenza, wasir, radang
lambung dan radang payudara, campak, masuk angin, tekanan darah tinggi, dan
lemah syahwat.
Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Ketumbar
No comments:
Post a Comment